Nama Apple Inc. hari ini identik dengan inovasi, desain premium, dan teknologi canggih. Tapi siapa sangka, perusahaan raksasa ini berawal dari sebuah garasi kecil di California. Di artikel ini, kita akan menelusuri sejarah Apple — bagaimana perjalanan sebuah ide sederhana bisa tumbuh jadi perusahaan triliunan dolar yang mengubah wajah dunia teknologi.
Awal Mula: Tiga Sahabat dan Sebuah Ide
Apple didirikan pada 1 April 1976 oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne. Saat itu, Wozniak baru saja merakit komputer rakitan sendiri yang diberi nama Apple I. Jobs melihat potensi bisnis dari proyek tersebut dan mengusulkan untuk menjualnya ke masyarakat.
Modal awalnya sangat sederhana. Jobs bahkan menjual mobil Volkswagen miliknya, dan Wozniak melepas kalkulator ilmiahnya demi mendanai produksi awal. Mereka memproduksi Apple I di garasi rumah orang tua Jobs di Los Altos, California.
Apple I bukan komputer lengkap seperti sekarang, melainkan motherboard tanpa casing, monitor, atau keyboard. Meski begitu, produk ini mendapat sambutan positif di kalangan penggemar komputer dan berhasil terjual sebanyak 200 unit.
Gebrakan Apple II
Kesuksesan Apple I mendorong Wozniak dan Jobs mengembangkan Apple II pada 1977. Inilah komputer pertama yang benar-benar ramah untuk konsumen rumahan, lengkap dengan casing plastik, layar warna, dan kemampuan menjalankan program.
Apple II langsung sukses besar dan menjadi salah satu komputer personal paling laris di akhir 1970-an dan awal 1980-an. Penjualan Apple pun meroket dan perusahaan ini melantai di bursa saham pada 1980, menghasilkan jutaan dolar untuk para pendirinya.
Kelahiran Macintosh dan Awal Keretakan
Pada 1984, Apple merilis Macintosh, komputer pertama yang menggunakan antarmuka grafis (GUI) dan mouse — sebuah inovasi besar di zamannya. Iklan peluncurannya yang berjudul “1984” disutradarai oleh Ridley Scott dan hingga kini dianggap salah satu iklan televisi paling ikonik.
Meski Macintosh cukup sukses, konflik internal mulai muncul antara Jobs dan CEO Apple saat itu, John Sculley. Pada 1985, Steve Jobs didepak dari perusahaannya sendiri. Jobs kemudian mendirikan perusahaan komputer NeXT dan membeli studio animasi yang kelak menjadi Pixar.
Kembali ke Apple dan Lahirnya iMac
Setelah Jobs pergi, Apple mengalami masa-masa sulit. Produk-produknya gagal bersaing dengan komputer Windows, dan keuangan perusahaan mulai goyah. Pada 1997, Apple memutuskan membeli NeXT seharga $429 juta, sekaligus membawa Jobs kembali ke Apple.
Tak butuh waktu lama bagi Jobs untuk membalikkan keadaan. Pada 1998, Apple merilis iMac, komputer dengan desain warna-warni transparan yang unik. iMac sukses besar dan menjadi awal dari kebangkitan Apple.
Era iPod, iPhone, dan iPad
Inovasi berlanjut dengan peluncuran iPod pada 2001, perangkat pemutar musik digital yang mengubah industri musik. Dengan kombinasi desain simpel dan layanan iTunes, iPod membuat orang meninggalkan CD player.
Tapi momen paling monumental datang pada 2007, saat Steve Jobs memperkenalkan iPhone. Smartphone dengan layar sentuh penuh, tanpa keyboard fisik, sekaligus menyatukan telepon, iPod, dan internet browser dalam satu perangkat.
Tak lama kemudian, Apple meluncurkan App Store dan memperluas ekosistem digitalnya. Pada 2010, mereka kembali membuat gebrakan dengan iPad, tablet komputer yang menjadi standar baru di industrinya.
Apple di Era Tim Cook
Setelah Steve Jobs wafat pada 5 Oktober 2011, posisi CEO dipegang oleh Tim Cook. Di bawah kepemimpinannya, Apple terus berkembang dengan produk baru seperti Apple Watch, AirPods, hingga Apple Vision Pro.
Selain hardware, Apple juga semakin serius di bidang layanan digital. Apple Music, Apple TV+, Apple Arcade, dan iCloud menjadi sumber pendapatan besar, mendampingi bisnis perangkat keras.
Pada 2018, Apple mencatatkan sejarah sebagai perusahaan Amerika pertama yang mencapai valuasi $1 triliun. Kini, valuasinya sudah menyentuh lebih dari $3 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Kesimpulan
Dari sebuah garasi kecil, Apple menjelma menjadi ikon teknologi global berkat kombinasi inovasi, desain elegan, dan strategi pemasaran jitu. Warisan Steve Jobs tetap hidup dalam budaya perusahaan yang menekankan kreativitas dan kesederhanaan.
Sejarah Apple bukan sekadar perjalanan bisnis, tapi juga kisah tentang visi besar, keberanian melawan arus, dan kegigihan menghadapi tantangan. Inilah yang membuat Apple bukan sekadar perusahaan teknologi biasa, melainkan simbol revolusi digital di abad ke-21.
Baca Juga: Madrid77
Leave a Reply