Dunia game tembak-menembak first-person shooter (FPS) memang tidak pernah sepi peminat. Selalu saja ada judul-judul baru yang menawarkan pengalaman berbeda. Salah satu game FPS yang berhasil mencuri perhatian gamer di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir adalah Valorant, buatan Riot Games. Game ini sukses menjadi salah satu game FPS paling populer dengan komunitas yang terus berkembang pesat.
Buat kamu yang penasaran seperti apa sejarah dan perkembangan Valorant sejak pertama kali diumumkan hingga sekarang, yuk simak ulasan lengkapnya di artikel ini!
Awal Mula Valorant: Proyek A
Sebelum dikenal dengan nama Valorant, game ini awalnya memiliki codename Project A. Riot Games pertama kali mengumumkan kehadiran proyek ini pada Oktober 2019, bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-10 League of Legends. Dalam acara tersebut, Riot memperkenalkan beberapa proyek baru termasuk Legends of Runeterra, Wild Rift, dan Project A.
Saat itu, hanya sedikit detail yang dibagikan tentang Project A. Yang pasti, Riot Games menyebutnya sebagai character-based tactical shooter yang memadukan gameplay FPS klasik ala Counter-Strike dengan kemampuan unik seperti di Overwatch.
Closed Beta: Antusiasme yang Luar Biasa
Pada 7 April 2020, Riot Games akhirnya merilis Closed Beta Valorant untuk wilayah Amerika Utara, Eropa, Kanada, Turki, dan Rusia. Untuk bisa bermain, pemain harus mendapatkan akses beta melalui sistem drop di Twitch. Sistem ini membuat Valorant langsung viral di kalangan streamer dan penonton Twitch.
Hanya dalam waktu beberapa hari, Valorant menjadi game dengan jumlah penonton tertinggi di Twitch, mengalahkan game-game besar seperti Fortnite, Call of Duty, dan League of Legends. Antusiasme gamer terhadap Valorant begitu luar biasa karena game ini menjanjikan kombinasi seru antara akurasi tembak-menembak dan skill karakter.
Rilis Resmi: 2 Juni 2020
Setelah hampir dua bulan menjalani tahap beta dengan berbagai feedback dan penyempurnaan, Riot Games resmi merilis Valorant secara global pada 2 Juni 2020. Saat itu, Valorant hadir dengan 11 Agent awal dan 4 map: Bind, Haven, Split, dan Ascent.
Peluncuran Valorant langsung disambut antusias oleh pemain di seluruh dunia. Berkat gameplay yang adiktif dan sistem free-to-play, Valorant dengan cepat membangun komunitas aktif di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika.
Perkembangan Agent dan Map
Seiring waktu, Riot Games terus memperkaya Valorant dengan menghadirkan Agent dan map baru. Setiap Agent memiliki skill unik yang bisa memengaruhi strategi permainan. Berikut perkembangan jumlah Agent dan map Valorant dari waktu ke waktu:
-
Episode 1 (2020-2021): Rilis Agent baru seperti Killjoy dan Skye.
-
Episode 2 (2021): Hadir Yoru, Astra, dan map Icebox.
-
Episode 3 (2021-2022): Kehadiran KAY/O dan Chamber.
-
Episode 4 (2022): Neon, Fade, dan map Fracture.
-
Episode 5 (2022): Deadlock, Gekko, Harbor, dan map Pearl serta Lotus.
-
Episode 6-8 (2023-2025): Penambahan map Sunset, District (mode deathmatch), serta berbagai agent baru.
Hingga 2025, Valorant telah memiliki 11 map dan 25 Agent yang bisa dipilih pemain.
Ekspansi Esports Valorant
Salah satu alasan Valorant cepat populer adalah karena Riot Games sejak awal serius membangun ekosistem esports-nya. Pada 2020, Riot merilis turnamen Valorant Ignition Series, yang mempertemukan berbagai tim esports top dunia.
Kemudian, Riot meluncurkan Valorant Champions Tour (VCT) pada 2021. Turnamen ini berlangsung sepanjang tahun dan terdiri dari beberapa tahap, seperti Challengers, Masters, hingga Champions sebagai puncak kejuaraan dunia.
VCT sukses menjadi turnamen FPS paling bergengsi di dunia, dengan ratusan tim profesional dari berbagai negara berpartisipasi. Turnamen Valorant bahkan mulai menyaingi popularitas CS:GO dan Overwatch League.
Valorant Mobile: Tantangan Baru
Pada 2021, Riot Games juga mengumumkan proyek Valorant Mobile. Versi mobile ini hadir untuk menjangkau pasar Asia yang memang didominasi oleh pemain mobile. Meski hingga 2025 versi globalnya belum sepenuhnya dirilis, beberapa wilayah telah melakukan closed beta test, dan hasilnya cukup positif.
Valorant Mobile berusaha menghadirkan gameplay yang mirip versi PC, dengan beberapa penyesuaian pada kontrol dan interface.
Update Sistem dan Mode Baru
Selain Agent dan map, Riot juga terus memberikan update fitur dan mode baru di Valorant. Beberapa di antaranya:
-
Deathmatch Mode: Tempat latihan aim tanpa tekanan.
-
Spike Rush: Mode santai 5 ronde dengan skill random.
-
Escalation: Mode mirip gun game.
-
Premier Mode (2023): Turnamen internal Valorant bagi komunitas yang ingin merasakan kompetisi ala pro player.
Riot juga rutin melakukan balancing Agent, perbaikan bug, hingga pengembangan sistem anti-cheat Vanguard untuk menjaga kompetisi tetap adil.
Komunitas dan Budaya Valorant
Selain gameplay dan esports, Valorant juga punya komunitas yang sangat aktif. Banyak konten kreator, streamer, hingga artist digital yang membuat karya bertema Valorant. Fan art, cosplay, hingga musik remix seputar Valorant ramai bermunculan di media sosial.
Riot pun sering berinteraksi langsung dengan komunitas, lewat event in-game, kolaborasi brand, hingga merchandise resmi.
Kesimpulan
Valorant berhasil membuktikan diri sebagai game FPS taktis yang mampu bersaing di pasar global. Sejak pengumuman Project A hingga jadi salah satu game esports terbesar di dunia, Valorant terus berkembang dengan konten baru, esports profesional, dan komunitas yang loyal.
Dengan roadmap ke depan yang masih panjang, Valorant sepertinya akan terus jadi salah satu game FPS paling diminati gamer, baik kasual maupun profesional. Apalagi dengan hadirnya Valorant Mobile, pasar game ini akan semakin luas di masa depan.
Baca Juga:
Leave a Reply