Di balik nama besar SilverQueen sebagai cokelat favorit masyarakat Indonesia, ada sejarah panjang yang menarik untuk diungkap. Mulai dari awal mula produksinya di kota Bandung hingga berkembang menjadi merek nasional yang dikenal hampir di setiap daerah.
Artikel ini akan membahas bagaimana perjalanan SilverQueen selama lebih dari 70 tahun, melewati berbagai era, hingga akhirnya sukses bertahan dan dicintai oleh lintas generasi.
1. Lahir di Bandung Tahun 1950-an
SilverQueen pertama kali diproduksi oleh PT Petra Foods di Bandung pada 1950-an. Saat itu, pendirinya adalah keluarga Chuang, imigran keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia. Melihat potensi pasar cokelat di Indonesia yang masih minim, keluarga ini memberanikan diri memproduksi cokelat lokal dengan kualitas setara cokelat impor.
Bandung dipilih sebagai lokasi pabrik karena dikenal sebagai kota yang sejuk, cocok untuk produksi cokelat yang sensitif terhadap suhu.
2. Awalnya Hanya Dipasarkan di Jawa Barat
Pada awal kemunculannya, distribusi SilverQueen masih terbatas di wilayah Jawa Barat, khususnya Bandung dan sekitarnya. Karena saat itu belum banyak pabrik cokelat di Indonesia, produk ini langsung mendapat sambutan positif.
Rasa cokelat yang lezat dengan topping kacang mede jadi pembeda yang membuatnya cepat dikenal.
3. Era 1970-an: Mulai Ekspansi Nasional
Memasuki era 1970-an, PT Petra Foods mulai memperluas distribusinya ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Jawa. Saat itu, SilverQueen tampil dengan desain kemasan klasik berwarna cokelat keemasan yang ikonik.
Di masa ini pula, merek SilverQueen mulai gencar beriklan di radio dan media cetak nasional, meningkatkan popularitasnya ke skala nasional.
4. Pelopor Cokelat Mede di Indonesia
Keunikan SilverQueen terletak pada topping kacang medenya. Saat merek cokelat lain menggunakan almond atau hazelnut, SilverQueen memanfaatkan hasil bumi lokal berupa kacang mede dari Sulawesi dan Jawa.
Inovasi ini membuatnya menjadi pelopor cokelat mede di Indonesia, yang hingga kini tetap jadi varian paling populer dari SilverQueen.
5. 1990-an: Masuk Era Televisi
Di era 1990-an, SilverQueen memanfaatkan media televisi untuk memperluas brand awareness. Iklan-iklannya yang sederhana, hangat, dan dekat dengan kehidupan masyarakat membuat merek ini makin kuat di hati konsumen.
Tagline seperti “Santai belum lengkap tanpa SilverQueen” menjadi sangat melekat di generasi 90-an.
6. Memasuki Pasar Oleh-Oleh dan Hampers
Selain jadi camilan, SilverQueen juga mulai diposisikan sebagai oleh-oleh khas Indonesia. Banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang membeli cokelat ini sebagai buah tangan.
Menjelang momen Lebaran, Natal, hingga Valentine, SilverQueen kerap hadir dalam kemasan khusus yang cocok dijadikan hampers atau hadiah.
7. Modernisasi Produk dan Kemasan
Di era 2000-an hingga sekarang, SilverQueen terus berinovasi. Varian produk baru mulai bermunculan, seperti SilverQueen Almond, Crispy, Dark Chocolate, Fruit & Nut, hingga SilverQueen Bites.
Selain itu, kemasan pun diperbarui agar tampil lebih modern tanpa menghilangkan ciri khas logonya yang besar di bagian depan.
8. Era Digital dan Media Sosial
SilverQueen tak ketinggalan beradaptasi di era digital. Mereka aktif memanfaatkan media sosial untuk promosi, mulai dari kampanye kreatif di TikTok, Instagram, hingga kolaborasi dengan influencer dan food vlogger.
Keberhasilan strategi digital ini membuat SilverQueen mampu menjangkau generasi muda tanpa kehilangan konsumen loyal yang sudah mencintai produk ini sejak dulu.
9. Bertahan di Tengah Persaingan Cokelat Global
Di tengah serbuan cokelat-cokelat impor dari Eropa, Amerika, dan Jepang, SilverQueen tetap mampu bertahan. Selain harga yang lebih terjangkau, keunggulan rasa khas cokelat susu Indonesia berpadu kacang mede membuatnya tetap jadi pilihan.
Faktor nostalgia dan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia terhadap produk lokal juga jadi alasan kenapa SilverQueen tak pernah kehilangan penggemar.
10. Komitmen Gunakan Bahan Lokal
Hingga kini, SilverQueen tetap berkomitmen menggunakan bahan baku lokal terbaik, mulai dari cokelat hasil kebun di Sulawesi hingga kacang mede pilihan dari Jawa dan Bali.
Selain menjaga kualitas produk, hal ini juga menjadi wujud dukungan terhadap petani lokal dan perekonomian daerah.
Kesimpulan
Perjalanan SilverQueen dari pabrik kecil di Bandung hingga menjadi merek cokelat nasional yang dicintai semua generasi bukanlah hal yang mudah. Lewat inovasi, adaptasi, dan konsistensi menjaga kualitas, SilverQueen berhasil bertahan melewati berbagai era.
Kini, SilverQueen bukan hanya sekadar cokelat, tapi sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Dari camilan santai, hadiah Valentine, hingga oleh-oleh khas Nusantara, nama SilverQueen akan selalu punya tempat di hati para pecinta cokelat Tanah Air.
Baca Juga: Madrid77
Leave a Reply