Kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang di berbagai belahan dunia. Baik dinikmati di pagi hari, saat bersantai di sore hari, atau sebagai teman di tengah aktivitas, kopi selalu berhasil menawarkan sensasi rasa dan aroma yang khas. Di antara berbagai jenis kopi yang ada, kopi Arabica merupakan salah satu yang paling populer dan digemari, terutama oleh para penikmat kopi sejati. Lalu, apa sebenarnya yang membuat kopi Arabica begitu istimewa? Mari kita kenali lebih dalam.
Asal-Usul Kopi Arabica
Kopi Arabica (Coffea arabica) adalah spesies kopi tertua yang diketahui dan merupakan jenis kopi pertama yang dibudidayakan oleh manusia. Tanaman ini berasal dari dataran tinggi di Ethiopia, Afrika Timur, sebelum kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Jazirah Arab, di mana kopi ini mendapat nama “Arabica”.
Pada abad ke-7 hingga 9, kopi mulai dibudidayakan secara luas di Yaman dan dikenal dengan nama qahwa. Seiring berjalannya waktu, bangsa Arab menjaga ketat rahasia penyebaran biji kopi agar tetap menjadi komoditas eksklusif. Namun, pada abad ke-17, kopi Arabica mulai menyebar ke India, Eropa, hingga Indonesia melalui para pedagang dan penjajah, menjadikannya tanaman yang sangat berharga di masa itu.
Karakteristik Tanaman Arabica
Tanaman kopi Arabica tumbuh subur di daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 800 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 15 hingga 24 derajat Celsius. Arabica membutuhkan curah hujan yang cukup, tanah yang subur, serta lingkungan yang teduh agar dapat menghasilkan biji kopi berkualitas.
Secara morfologi, tanaman Arabica memiliki daun yang lebih kecil dibandingkan kopi Robusta, dan bentuk buahnya lebih lonjong dengan biji yang pipih di salah satu sisinya. Dibandingkan spesies lain, Arabica lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit, serta memerlukan perawatan ekstra dalam proses budidayanya. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa harga kopi Arabica cenderung lebih mahal di pasaran.
Cita Rasa Kopi Arabica
Salah satu keunggulan utama kopi Arabica terletak pada cita rasanya. Arabica dikenal memiliki rasa yang lebih halus, kompleks, dan kaya akan aroma. Dalam secangkir Arabica, biasanya terdapat sentuhan rasa asam buah-buahan, floral, serta aftertaste yang lembut. Tingkat keasaman Arabica memang lebih tinggi dibandingkan Robusta, namun justru hal itulah yang membuatnya menarik bagi para pecinta kopi.
Selain itu, Arabica mengandung kafein yang lebih rendah, sekitar 1,2% hingga 1,5%, dibandingkan Robusta yang bisa mencapai 2,2% hingga 2,7%. Kandungan kafein yang lebih rendah ini membuat rasa kopi Arabica tidak terlalu pahit dan lebih nyaman dinikmati, bahkan tanpa tambahan gula atau susu.
Proses Pasca Panen yang Memengaruhi Rasa
Kualitas rasa kopi Arabica sangat dipengaruhi oleh proses pasca panen, mulai dari cara panen, metode pengolahan, hingga proses pengeringannya. Ada beberapa metode pengolahan biji Arabica yang umum digunakan, antara lain:
-
Metode Basah (Washed Process)
Biji kopi dipisahkan dari kulit dan daging buahnya menggunakan air, kemudian difermentasi dan dicuci sebelum dikeringkan. Metode ini menghasilkan rasa kopi yang lebih bersih, cerah, dan memiliki karakter asam yang menonjol. -
Metode Kering (Natural Process)
Biji kopi dikeringkan bersama kulit dan daging buahnya sebelum dipisahkan. Proses ini memberikan cita rasa yang lebih manis, fruity, dan aroma yang kompleks. -
Metode Semi-Washed (Honey Process)
Daging buah kopi sebagian dipertahankan saat pengeringan. Hasilnya adalah rasa yang seimbang antara keasaman dan kekentalan tubuh kopi.
Setiap metode memiliki pengaruh langsung terhadap profil rasa akhir kopi Arabica, sehingga petani dan produsen kopi seringkali bereksperimen untuk mendapatkan karakter rasa yang unik.
Produksi Arabica di Dunia dan Indonesia
Secara global, sekitar 60% produksi kopi dunia berasal dari jenis Arabica. Negara-negara penghasil kopi Arabica utama antara lain Brasil, Kolombia, Ethiopia, Guatemala, dan Kenya. Masing-masing daerah penghasil memiliki ciri khas rasa tersendiri, dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim di wilayah tersebut.
Di Indonesia sendiri, kopi Arabica banyak dibudidayakan di daerah pegunungan seperti Gayo (Aceh), Mandailing (Sumatra Utara), Kintamani (Bali), Toraja (Sulawesi), dan Flores (NTT). Kopi Arabica asal Indonesia terkenal dengan karakter rasa earthy, spicy, dan body yang kuat, serta memiliki keunikan tersendiri dibandingkan Arabica dari negara lain.
Arabica di Dunia Specialty Coffee
Dalam industri kopi specialty, Arabica menjadi primadona karena keragaman profil rasa yang bisa dihasilkan dari biji kopi ini. Specialty coffee mengacu pada kopi yang mendapatkan nilai cupping score di atas 80 dari skala 100, dengan penilaian dari segi aroma, keasaman, body, aftertaste, dan keseimbangan rasa. Kebanyakan specialty coffee berasal dari varietas Arabica, karena potensinya yang tinggi dalam menghasilkan kopi berkualitas dengan rasa yang kompleks.
Para barista dan roaster di seluruh dunia pun lebih sering menggunakan kopi Arabica untuk berbagai metode penyeduhan manual seperti pour over, V60, Chemex, hingga siphon, karena keunikan karakter rasanya bisa lebih maksimal dieksplorasi melalui metode tersebut.
Kesimpulan
Kopi Arabica adalah jenis kopi yang telah lama menjadi favorit di kalangan penikmat kopi, berkat cita rasanya yang halus, kompleks, dan kaya aroma. Meskipun memerlukan perawatan ekstra dalam proses budidaya, serta lebih rentan terhadap penyakit, hasil akhir dari secangkir kopi Arabica selalu mampu memberikan pengalaman minum kopi yang istimewa.
Dengan semakin berkembangnya tren specialty coffee, keberadaan kopi Arabica semakin mendapat tempat istimewa di hati para pencinta kopi di seluruh dunia. Baik dinikmati secara klasik maupun melalui berbagai metode penyeduhan modern, Arabica tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang mengutamakan kualitas rasa dalam setiap tegukan kopi.
Baca juga:
Leave a Reply