Ketika memutuskan untuk membeli rumah dengan KPR, salah satu pilihan utama yang perlu dipertimbangkan adalah apakah akan memilih KPR syariah atau KPR konvensional. Kedua jenis KPR ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang dapat mempengaruhi keputusan Anda dalam memilih yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan prinsip yang Anda anut. Artikel ini akan membahas perbedaan antara KPR syariah dan KPR konvensional, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing.
1. Apa Itu KPR Konvensional?
KPR konvensional adalah jenis pembiayaan rumah yang menggunakan sistem bunga sebagai dasar perhitungannya. Bank atau lembaga keuangan yang memberikan KPR konvensional akan meminjamkan uang kepada debitur untuk membeli rumah dan kemudian menerima pembayaran cicilan yang mencakup pokok pinjaman dan bunga. Suku bunga yang dikenakan dapat bersifat tetap (fixed rate) atau mengambang (floating rate), tergantung pada ketentuan yang dipilih oleh debitur.
Ciri-ciri KPR Konvensional:
-
Bunga: Menggunakan bunga yang ditetapkan oleh bank. Besaran bunga ini bisa tetap atau mengambang, tergantung pada kesepakatan.
-
Prinsip: Transaksi didasarkan pada pembayaran bunga, yang membuatnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
-
Jangka Waktu: Biasanya memiliki jangka waktu pinjaman antara 10 hingga 20 tahun.
2. Apa Itu KPR Syariah?
KPR syariah adalah pembiayaan rumah yang diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam, yang mengharamkan adanya unsur bunga (riba). Sebagai pengganti bunga, bank atau lembaga keuangan yang menyediakan KPR syariah akan menggunakan dua skema utama, yaitu Murabahah dan Ijarah. Dalam KPR syariah, bank tidak memberikan pinjaman uang, tetapi membeli properti terlebih dahulu dan kemudian menjualnya kepada debitur dengan harga yang lebih tinggi dan dicicil dalam jangka waktu tertentu.
Ciri-ciri KPR Syariah:
-
Tanpa Bunga: Tidak ada bunga yang dikenakan pada pinjaman. Bank membeli rumah dan menjualnya kembali kepada debitur dengan harga yang sudah disepakati.
-
Prinsip: Berdasarkan prinsip syariah Islam yang melarang riba (bunga).
-
Skema Pembayaran: Terdapat dua skema utama, yaitu Murabahah (jual beli) dan Ijarah (sewa beli).
-
Jangka Waktu: Jangka waktu pinjaman biasanya antara 10 hingga 20 tahun, tergantung pada kesepakatan.
3. Perbedaan Utama antara KPR Syariah dan KPR Konvensional
Meskipun kedua jenis KPR ini bertujuan sama, yaitu untuk membantu pembeli rumah memiliki hunian dengan pembayaran cicilan, ada beberapa perbedaan utama yang membedakan keduanya.
a. Prinsip Pembiayaan
-
KPR Konvensional: Berdasarkan sistem bunga. Debitur meminjam uang dari bank untuk membeli rumah dan kemudian membayar kembali pinjaman tersebut dengan bunga yang ditetapkan bank.
-
KPR Syariah: Berdasarkan prinsip jual beli atau sewa beli yang sesuai dengan hukum syariah. Tidak ada bunga yang dikenakan, tetapi harga rumah yang dijual lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasaran.
b. Penghitungan Bunga atau Margin
-
KPR Konvensional: Suku bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu dari pinjaman yang diberikan. Bunga ini dapat bersifat tetap atau berubah seiring dengan perubahan suku bunga pasar.
-
KPR Syariah: Tidak ada bunga. Sebagai gantinya, ada margin keuntungan yang ditambahkan pada harga rumah yang dijual oleh bank kepada debitur.
c. Keamanan dan Risiko
-
KPR Konvensional: Risiko utama adalah adanya fluktuasi suku bunga, terutama untuk jenis bunga mengambang. Jika suku bunga pasar naik, maka cicilan debitur juga akan meningkat.
-
KPR Syariah: Risiko lebih kecil dalam hal fluktuasi suku bunga karena tidak ada bunga yang dihitung. Namun, debitur harus memastikan bahwa rumah yang dibeli sesuai dengan kesepakatan dan tidak terlibat dalam transaksi yang tidak sesuai dengan syariah.
d. Sesuai dengan Prinsip Syariah
-
KPR Konvensional: Tidak sesuai dengan prinsip syariah karena melibatkan bunga.
-
KPR Syariah: Sesuai dengan prinsip syariah Islam karena tidak melibatkan bunga atau riba.
4. Kelebihan dan Kekurangan KPR Konvensional
Kelebihan:
-
Fleksibilitas: Bank menawarkan berbagai pilihan jenis suku bunga (tetap atau mengambang) dan jangka waktu pinjaman yang bervariasi, memberi fleksibilitas kepada debitur.
-
Bunga yang Kompetitif: Beberapa bank menawarkan suku bunga yang sangat kompetitif, yang dapat membuat cicilan lebih terjangkau.
-
Banyak Pilihan Bank: Banyak bank yang menawarkan produk KPR konvensional dengan berbagai syarat dan ketentuan yang bervariasi, memberikan banyak pilihan kepada calon pembeli.
Kekurangan:
-
Tergantung pada Suku Bunga: Jika memilih KPR dengan bunga mengambang, cicilan bulanan bisa meningkat jika suku bunga pasar naik.
-
Tidak Sesuai dengan Syariah: Bagi mereka yang menganut prinsip-prinsip syariah, KPR konvensional bisa menjadi pilihan yang tidak sesuai.
5. Kelebihan dan Kekurangan KPR Syariah
Kelebihan:
-
Tanpa Bunga: KPR syariah tidak melibatkan bunga, yang menjadi daya tarik utama bagi mereka yang menghindari riba.
-
Prinsip Syariah: Sesuai dengan hukum Islam, memberikan rasa tenang dan nyaman bagi debitur yang ingin menjalankan transaksi keuangan dengan prinsip-prinsip syariah.
-
Pembayaran yang Lebih Jelas: Harga rumah yang dijual oleh bank sudah mencakup semua biaya dan margin keuntungan, sehingga tidak ada biaya tersembunyi.
Kekurangan:
-
Harga yang Lebih Tinggi: Karena ada margin keuntungan yang ditambahkan pada harga rumah, harga total yang dibayar oleh debitur bisa lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar.
-
Pilihan Bank Terbatas: Tidak semua bank menawarkan KPR syariah, sehingga pilihan lembaga keuangan terbatas.
6. Mana yang Lebih Baik: KPR Syariah atau KPR Konvensional?
Keputusan untuk memilih antara KPR syariah atau KPR konvensional sepenuhnya tergantung pada kebutuhan dan preferensi Anda. Jika Anda lebih memilih transaksi yang bebas dari riba dan ingin menjalankan prinsip keuangan Islam, maka KPR syariah adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda tidak terikat dengan prinsip-prinsip syariah dan mencari suku bunga yang lebih kompetitif dengan fleksibilitas dalam memilih jenis bunga, KPR konvensional bisa menjadi pilihan yang lebih sesuai.
7. Kesimpulan
Baik KPR syariah maupun KPR konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan yang tepat bergantung pada kebutuhan finansial, preferensi pribadi, dan prinsip yang Anda anut. Pastikan untuk mempertimbangkan semua faktor, termasuk suku bunga, biaya tambahan, dan prinsip keuangan yang Anda anut, sebelum membuat keputusan.
Baca Juga:
Leave a Reply