GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi umum yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan secara berulang. Untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat, pemeriksaan medis sangat diperlukan. Artikel ini akan membahas berbagai cara diagnosis GERD yang biasa dilakukan oleh dokter.
1. Anamnesis atau Wawancara Medis
Langkah awal diagnosis adalah dokter melakukan wawancara untuk mengetahui riwayat gejala dan pola kesehatan pasien. Dokter akan menanyakan tentang frekuensi heartburn (rasa terbakar di dada), regurgitasi asam, kesulitan menelan, serta riwayat konsumsi obat dan gaya hidup.
Wawancara ini penting untuk membedakan GERD dari penyakit lain yang memiliki gejala mirip seperti angina atau gangguan pencernaan lain.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara umum untuk melihat tanda-tanda iritasi esofagus atau komplikasi GERD. Meskipun tidak ada tanda fisik khusus untuk GERD, pemeriksaan ini penting untuk menyingkirkan penyebab lain.
3. Uji Empiris dengan Obat Antasida
Kadang-kadang dokter memberikan obat antasida atau penghambat asam lambung selama beberapa minggu untuk melihat apakah gejala membaik. Jika pasien merasakan perbaikan, ini menjadi indikasi kuat adanya GERD.
4. Endoskopi Saluran Pencernaan Atas
Endoskopi adalah prosedur di mana alat fleksibel dengan kamera kecil dimasukkan melalui mulut untuk melihat kondisi esofagus dan lambung. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kerusakan pada lapisan esofagus akibat asam lambung, seperti radang, luka, atau striktur.
Endoskopi juga berguna untuk mengambil sampel jaringan jika diperlukan (biopsi) guna menyingkirkan kemungkinan kanker atau infeksi.
5. pH Monitoring Esofagus
Tes ini mengukur kadar keasaman (pH) di esofagus selama 24 jam. Pasien akan dipasang alat kecil yang mencatat berapa kali dan berapa lama asam lambung naik ke kerongkongan. Ini adalah tes paling akurat untuk diagnosis GERD.
6. Manometri Esofagus
Manometri mengukur tekanan dan fungsi otot esofagus serta LES. Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah otot LES berfungsi normal dan apakah ada gangguan motilitas esofagus yang dapat menyebabkan refluks.
7. X-ray dengan Barium Swallow
Pada pemeriksaan ini, pasien menelan cairan barium yang dapat dilihat di sinar-X. Ini membantu dokter melihat bentuk dan fungsi kerongkongan serta adanya hernia hiatus.
8. Tes Lain yang Mendukung
Kadang dokter juga merekomendasikan tes lain seperti:
-
Tes alergi makanan (jika dicurigai GERD dipicu oleh alergi)
-
Tes napas (untuk menyingkirkan infeksi H. pylori)
-
Tes fungsi paru (jika gejala batuk kronis terkait GERD)
Kesimpulan
Diagnosis GERD memerlukan pendekatan menyeluruh mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, hingga berbagai tes penunjang. Endoskopi dan pH monitoring adalah metode yang paling sering digunakan untuk memastikan diagnosis dan menentukan pengobatan tepat. Jika kamu mengalami gejala GERD, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Baca Juga: Madrid77
Leave a Reply